Tuesday, June 12, 2012

Kado Malaikatku untuk Tuhan


Introduction
Solo drawing exhibition by R. Bonar Diat Senan Putro
A gift From My Angel to God’.
Tirana Artspace
Jalan Suryodiningratan 55 Yogyakarta
June 9th – July 9th, 2012


For having a chance to meet R. Bonar Diat Senan Putro or also known as Otong (30 years), was like bring our memory back to our childhood. The world full of fantasy, playing all around and liberate our imagination. Those were my first impression when I looked at Otong’s drawing. Otong was born in Surakarta November 22nd, 1982. He had studied at Art Institute of Solo (ISI), in a year of 2003, but only last for 5 semesters. After that he studied through his experiences, starting as an art worker at Bali until stayed and worked in Yogyakarta. He was also assisted one of the artist in Yogyakarta, Bob ‘Sick’ Yudhita for 5 months. Today with his close friend, Fahla F. Lotan, also known as Dila, both are collaborated to make art toys in thedeoMIXBLOOD. Child characters in his works, also realized in his activities along with the children. As I quoted in Otong’s biographical, together with his close friend in 2010 and 2011, he did a variety of workshops with the children.

With introduction by Bob ‘Sick’ Yudhita, Ugo Untoro and S.Teddy D. (in a year of 2008), he admitted that he has been given a little influences at the beginning of his creative works. He also admires some figures like, Nirvana, Basquiat, Andy Warhol and the genre of Cobra painting. Until today he fell comfortable with his character in a figure of octopus. An animal that lives in the sea, has four pairs of hands, adaptable, can be camouflaged and claimed to be the most intelligent animals in the ocean for the class of invertebrates (animals without backbones). He has been made figures of octopus for 4 years since 2009. So, look at his artworks, although it appears to be the drawing of Batman, but Batman with tentacles. Or the human figure, still with tentacles.

Not only figures of octopus that I found interesting from Otong’s drawing, but also the texts that we can observe in his works. Most of the texts are written backwards. We can read it by reversing the texts, for example ‘otiuqsam namtab isamiofsnart atatirug’, read as ‘mosquito batman transformasi guritata’. And usually those texts are the titles of his drawing. For otong, reversing texts is his play zone during the process of drawing. Even for Otong it can be confusing, puzzling through words/texts. However from his ‘text game’ he can found reversed words to have its own meaning. Such as, ‘Ibu’ reversed to be ‘ubi’, and still be legible. Unique. Moreover, he wants the audiences to be paused for a moment while ‘reading’ his texts. And hopefully there’ll be questions or feedback for Otong’s works.

Otong’s drawing that is shown in Tirana Artspace this time, was only a small part of hundreds works/drawing that are stored neatly in his narrow boarding house, located in the south of Jogja. Even honestly, I didn’t have enough time to select all the entire works for this exhibition. It is too many! Otong has compiled his works based on its year. From there, we could see his process of making the artworks, started from water color, pencil, crayon, ballpoint, markers, etc. Presentation of his works in this exhibition represents his process of making artworks since 2009 until now, 2012.
The maturity of his ideas appears from the chronology of his drawings. When Otong start to draw, he always draws simultaneously by minimum 10 blank papers. His ideas flow wildly, messy but impressive and honest. For each paper that he draw have its own fantasy like fairy tale. Because basically he likes narratives fairy tales, such as Narnia, Harry Potter, Pirates of the Caribbean, etc.

And later, piles of hundreds of Otong’s drawing become ‘A gift From My Angel to God’. Every time he draw, for him is like playing, for him is a contemplation, for him is some kind of therapy. And also worshipping, according in his own way. Every time he draw, he fell there’s ‘an angel’ with him. When I get the chance to meet Otong and having interviewed with him for few times, he showed that he is a serious person in searching for God. Although for the moment, status of religion doesn’t important for him, but his religiosity is quite strong through religious journey that he had since childhood until now. Each work that he made is returned-back to God. And furthermore we’ll wait for your feedback.


Enjoy the artworks and get inspired!
Regards, Nunuk Ambarwati

Short Biography
R. Bonar Diat Senan Putro ( Otong )
Was born at Surakarta, 22 November 1982
Education: Fine Art department, Indonesian Institute of Art, Solo (ISI, Solo)

Solo Exhibition
2012 – ‘Kado Malaikatku untuk Tuhan/A Gift from My Angel to God’, Tirana Artspace, Yogyakarta
2011 -  “INTROVERTASY PHOBIA”, thedeoMIXBLOOD’s Solo Exhibition, Kedai Kebun Forum, Yogyakarta

Group Exhibition (selection)
2012 : Pameran JANEFO #1 – Jogja New Emerging Forces, Langgeng Art Foundation, Yogyakarta
2011 : Performance, Istvan Kantor’s Neoist Project from Canada, “NEOIST DISASTER”, collaborator Iwan Wijono, JNM Jogjakarta / Performance, “BoredDay” Doger Panorsa’s Solo Exhibition, at Via-Via Café, Jogjakarta. / Workshop boneka, “Pameran Boneka Jogja Istimewa”, Bentara Budaya, Yogyakarta / Pameran Kelompok Six Needlle Six, “Sew And Share”, Via-via Café Yogyakarta / Pameran Terseleksi, “Imaji Ornamen”, Galeri Nasional Jakarta / Pameran kolaborasi residensi bersama kelompok eksperimental Six A (Hobart, Tazmania), “Machine No.6”, Sangkring Art Space, Yogyakarta / Kids Programme dalam CellsKid rangkaian acara Cellsbutton, International New Media Art Festival, “Institutional Cells”, Bersama HONF / Group Exhibition, “AYO MIX FUN”, Survive ! Garage and Friends,  at Disco Beans, 238 High St, Northcote, Melbourne,Australia / Workshop dan pameran, “DIS” , bersama Metropolelightberry dan Difable SLB Negeri 1 Bantul, Rangkaian Program Biennale 2011.

Award: 5 Finalist at Bazzart Art Award, by Vanessa Art Link and Harpers Bazzar, Vanessa Art Link Jakarta and Ritz Carlton Hotel Jakarta, 2010

Activities:
Recycle workshop for children, by thedeoMIXBLOOD at Bienalle Anak Jogjakarta, 2010
Workshop and performance with collaborator by Iwan Wijono at Istvan Kantor .aka. Monty Cantsin’s Neoist Project from Toronto (Canada), 2011
Clay Workshop and Simple Animation at CellsKid Programme with HONF, 2011
Flour a Sense, Workshop for Difable, SLB Negeri 1 Bantul, Yogyakarta, with Metropolelightberry, Biennale 2011.


Exhibition periode Juni 9th – July 9th 2012.
Open daily, 9am – 9 pm.
Open for public and free.

Information and reservation of artworks, please feel free to contact:
Nunuk Ambarwati
Tirana Artspace
Jalan Suryodiningratan No 55 Yogyakarta
Ph/ +62 81 827 7073
e/ tiranahouse@yahoo.com, qnansha@yahoo.com


TEKS BAHASA INDONESIA

Tulisan Pengantar
Pameran Tunggal Drawing karya R. Bonar Diat Senan Putro
Kado Malaikatku untuk Tuhan
Tirana Artspace
Jalan Suryodiningratan 55 Yogyakarta
9 Juni – 9 Juli 2012

Bertemu dengan seorang R. Bonar Diat Senan Putro atau lebih dikenal dengan Otong (30 tahun), seperti kembali pada masa kanak-kanak kita. Dunia anak-anak yang penuh fantasi, bermain sesuka hati, membebaskan dan meliarkan imajinasi, demikianlah pandangan pertama pada karya-karya drawing Otong. Otong, lahir di Surakarta, 22 November 1982. Pernah menempuh studi di Institut Seni Indonesia (ISI), Solo, angkatan 2003 namun hanya bertahan hingga semester 5 saja. Selebihnya, ia menimba studi langsung dalam perjalanan pengalamannya, mulai dari jadi pekerja seni di Bali hingga akhirnya berlama-lama tinggal dan berkarya di Yogya, dan pernah selama kurang lebih 5 bulan tinggal bersama Bob ‘Sick’ Yudhita dan membantu proses berkaryanya. Saat ini bersama teman dekatnya, Fahla F. Lotan atau akrab dipanggil Dila, mereka berdua berkolaborasi meng-custom mainan dengan bendera thedeoMIXBLOOD. Karakter kanak-kanak dalam karya-karyanya, juga terrealisasi dalam berbagai aktivitasnya yang berhubungan dengan anak-anak. Seperti saya kutip dalam biodata Otong, bersama teman dekatnya Dila, di tahun 2010 dan 2011, berbagai kegiatan workshop ia lakukan bersama anak-anak.

Perkenalannya dengan Bob ‘Sick’ Yudhita, Ugo Untoro dan S.Teddy D (di sekitar tahun 2008) diakuinya memberi sedikit banyak pengaruh di awal proses kreatifnya. Dia juga mengagumi figur-figur seperti Nirvana, Basquiat, Andy Warhol dan aliran Cobra Painting.
Hingga kemudian, saat ini, Otong mengaku merasa nyaman dengan karakter karyanya di sesosok figur Octopus. Sebuah hewan yang hidup di laut, memiliki 4 pasang tangan, mudah beradaptasi, bisa berkamuflase dan diklaim sebagai hewan paling cerdas di laut untuk golongan invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang belakang). Bersama figur Octopus ini, Otong sudah menggeluti selama kurun waktu 4 tahun terakhir (awal 2009). Maka, cermati saja, karya-karyanya, meski pun itu muncul gambar Batman, maka Batman dengan tentakel. Atau figur manusia, tetap dengan tentakelnya.

Tak hanya sosok figur Octopus yang menarik dari deretan drawing Otong. Teks-teks yang termuat didalamnya menarik untuk kita cermati. Hampir sebagian besar teks yang tercantum di dalam karya drawingnya ditulis terbalik. Kita bisa membacanya dengan membalik, misal ada teks ‘otiuqsam namtab isamiofsnart atatirug’ maka dibaca ‘mosqiuto batman transformasi guritata’. Dan biasanya teks-teks itu pula yang akan menjadi judul karya drawing Otong. Bagi Otong, membalik tulisan tersebut merupakan zona bermainnya ketika menggambar. Mengkutak katik teks, bahkan Otong mengaku pernah kesulitan sendiri membaca kembali teks-teks tersebut. Dari permainan teks tersebut, Otong juga menemukan kadang sebuah teks yang dibalikpun, akhirnya mempunyai arti sendiri. Misalnya, kata ‘ibu’ dibalik menjadi ‘ubi’ dan tetap bisa terbaca. Unik. Selebihnya, dia ingin supaya setiap penikmat karyanya bisa terdiam sejenak ‘membaca’ teks sambil memandang karya dan berharap ada selebih pertanyaan atau feedback untuk karya-karya Otong.
 
Karya-karya drawing Otong yang ditampilkan di Tirana Artspace kali ini, hanya sebagian kecil saja dari ratusan karyanya yang tersimpan rapi di rumah kos sempitnya di wilayah Yogya selatan. Bahkan sejujurnya, saya tidak cukup waktu untuk bisa menyeleksi keseluruhan karyanya untuk rencana pameran ini. Terlampau banyaknya! Otong menyusun karya-karya drawingnya berdasar tahun pembuatan. Dari sana, kita bisa melihat proses berkaryanya. Mulai dari media cat air, pensil, crayon, ballpoint, spidol dan seterusnya. Presentasi karyanya dalam pameran ini pun cukup mewakili proses berkaryanya mulai dari tahun 2009 hingga saat ini, 2012. Kematangan gagasannya nampak dari kronologi deretan drawingnya tersebut. Ketika Otong mulai menggambar, dia akan selalu mulai menggambar secara simultan dengan minimal sepuluh kertas kosong. Ide-idenya mengalir begitu saja, liar tak bisa ditahan, berantakan tapi keren dan jujur. Setiap kertas yang dia gambar selalu mempunyai cerita fantasi layaknya dongeng. Hal ini pun didasari karena kesukaannya dengan narasi-narasi dongeng seperti Narnia, Harry Potter, Pirates the Carribean dan sejenisnya.

Dan kemudian, setumpuk ratusan karya drawing Otong menjadi ‘Kado Malaikatku untuk Tuhan’. Setiap kali menggambar, baginya adalah bermain, baginya adalah kontemplasi, baginya adalah terapi. Dan juga bentuk ibadah menurut cara dia sendiri. Setiap kali menggambar, ia merasa ada ‘malaikat’ yang mendampinginya. Ketika bertemu Otong dan sempat interview dengannya beberapa kali, Otong menunjukkan orang yang serius dalam pencariannya akan Tuhan. Meski pun saat ini, status agama tidaklah penting baginya, religiusitasnya cukup tinggi melalui perjalanan keagamaan yang dilewatinya dari kecil hingga saat ini. Setiap karya yang ia hasilkan, pertama kali dikembalikan kepada Tuhannya. Selanjutnya, kami tunggu feedback dari Anda.

Selamat berapresiasi dan semoga terinspirasi.
Salam, Nunuk Ambarwati

Biodata singkat
R. Bonar Diat Senan Putro ( Otong )
Lahir di Surakarta, 22 November 1982
Pendidikan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo

Pameran tunggal
2012
– ‘Kado Malaikatku untuk Tuhan’, Tirana Artspace, Yogyakarta
2011 -  “INTROVERTASY PHOBIA”, thedeoMIXBLOOD’s Solo Exhibition, Kedai Kebun Forum, Yogyakarta

Pameran bersama (seleksi)
2012 : Pameran JANEFO #1 – Jogja New Emerging Forces, Langgeng Art Foundation, Yogyakarta
2011 : Performance, Istvan Kantor’s Neoist Project from Canada, “NEOIST DISASTER”, collaborator Iwan Wijono, JNM Jogjakarta / Performance, “BoredDay” Doger Panorsa’s Solo Exhibition, at Via-Via Café, Jogjakarta. / Workshop boneka, “Pameran Boneka Jogja Istimewa”, Bentara Budaya, Yogyakarta / Pameran Kelompok Six Needlle Six, “Sew And Share”, Via-via Café Yogyakarta / Pameran Terseleksi, “Imaji Ornamen”, Galeri Nasional Jakarta / Pameran kolaborasi residensi bersama kelompok eksperimental Six A (Hobart, Tazmania), “Machine No.6”, Sangkring Art Space, Yogyakarta / Kids Programme dalam CellsKid rangkaian acara Cellsbutton, International New Media Art Festival, “Institutional Cells”, Bersama HONF / Group Exhibition, “AYO MIX FUN”, Survive ! Garage and Friends,  at Disco Beans, 238 High St, Northcote, Melbourne,Australia / Workshop dan pameran, “DIS” , bersama Metropolelightberry dan Difable SLB Negeri 1 Bantul, Rangkaian Program Biennale 2011.

Penghargaan:
5 Finalis dalam Bazzart Art Award, Oleh Vanessa Art Link dan Harpers Bazzar, Vanessa Art Link Jakarta dan Ritz Carlton Hotel Jakarta, 2010

Aktivitas:
Recycle workshop for children, by thedeoMIXBLOOD at Bienalle Anak Jogjakarta, 2010
Workshop and performance with collaborator by Iwan Wijono at Istvan Kantor .aka. Monty Cantsin’s Neoist Project from Toronto (Canada), 2011
Clay Workshop and Simple Animation at CellsKid Programme with HONF, 2011
Flour a Sense, Workshop for Difable, SLB Negeri 1 Bantul, Yogyakarta, with Metropolelightberry, Biennale 2011.


Pameran berlangsung mulai 9 Juni – 9 Juli 2012.
Buka setiap hari, pk. 9 pagi – 9 malam.
Terbuka untuk umum dan gratis.

Untuk minat karya dan informasi selanjutnya, silakan hubungi:
Nunuk Ambarwati
Tirana Artspace
Jalan Suryodiningratan No 55 Yogyakarta
Ph/ +62 81 827 7073
e/ tiranahouse@yahoo.com, qnansha@yahoo.com



No comments: