Tuesday, June 04, 2013

OLEH-OLEH LIBURAN | Pameran bersama seni rupa


Pameran bersama seni rupa
‘OLEH-OLEH LIBURAN’
Seniman:
Mulyo Gunarso | Nur Milisani | Rizqy Ramadhan (Vyo)
Tina Wahyuningsih | Vina Puspita
Hotel Duta Wisata I | Jl Urip Sumoharjo No 73 Yogyakarta
5 – 20 Juni 2013

Pembukaan Rabu, 5 Juni 2013 | pukul 19.00 WIB

Menampilkan karya lukisan di sebuah venue yang non galeri, dalam hal ini adalah hotel, memerlukan kepekaan dari berbagai sisi. Terutama kepada siapa penikmat karya ini akan disuguhkan. Yang notabene, pengunjung hotel adalah publik yang awam dengan seni rupa. Maka, pilihannya jatuh kepada 5 (lima) orang perupa yang masing-masing memiliki ciri khas/karakter yang kuat dan tentunya berbeda satu sama lain. Mulyo Gunarso dengan karya realisnya. Nur Milisani menghadirkan perpaduan karya abstrak & dekoratif. Sementara Rizqy Ramadhan (Vyo), perupa muda ini menyuguhkan karya pop art. Tina Wahyuningsih yang sangat berbakat membangkitkan imajinasi kita dengan karya ilustrasinya. Dan Vina Puspita dengan karya-karya impresionisnya.

Kelima seniman ini disatukan dalam tema ‘Oleh-oleh Liburan’ yang memang dikehendaki untuk memberikan sensasi lain menikmati liburan dengan mengapresiasi sebuah kemasan pameran seni rupa berikut detail setiap karyanya. Penikmat pameran diajak untuk menikmati liburan alam nan hijau ala Mulyo Gunarso atau keindahan bunga-bunga yang sarat simbol milik Nur Milisani. Bisa juga mengikuti liburan bertema urban art namun tetap bernuansa lokal bersama Rizqy Ramadhan (Vyo), atau mau ke negeri dongeng yang penuh fantasi bersama karya Tina Wahyuningsih dan pilihan lain yang diberikan Vina Puspita, dengan liburan ala backpackers di negeri sendiri hingga ke Eropa. Memaknai liburan dengan mengapresiasi 22 karya seni yang sedang dipamerkan saat ini, merupakan alternatif bentuk edukasi, pencerahan wawasan dan pelengkap kebutuhan psikologis yang ditawarkan Hotel Duta Wisata I, Yogyakarta kali ini.

MULYO GUNARSO
[Lahir di Kediri, 31 Juli 1979 | Lulus dari ISI, Yogyakarta]
Mulyo Gunarso, seniman yang kuat di aliran realis. Karya-karyanya pada seri ini, menggambarkan tentang dampak negatif dari pertumbuhan industri yang tidak memihak kepada kelestarian lingkungan hidup & makhluk hidup yang ada didalamnya. Karya realisnya yang  terkesan halus sebenarnya mengandung banyak sindiran atau ironi atas perilaku tak etis segolongan oknum yang mengkorupsi sumber daya alam untuk kepentingan pribadinya. Mulyo rajin mengikuti kompetisi dan seringkali masuk sebagai finalis bahkan pemenangnya, seperti kompetisi UOB Painting of the Year (2011), Tujuh Bintang Art Award (2009) dan masih banyak lagi. Mulyo aktif mengikuti pameran bersama, juga aktif berkesenian dengan kelompoknya yakni Denting.

NUR MILISANI
[Lahir di Palembang, 12 Desember 1975 | Lulus dari Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa Yogyakarta]
Nur Milisani memulai karya dengan seri bunga di tahun 2011. Dimana sebelumnya, karyanya beraliran abstrak sepenuhnya. Saat ini, Nur, memberikan perpaduan antara aliran abstrak  dekoratif pada karya-karyanya. Seri lukisan bunga Nur Milisani kurang lebih menggambarkan deskripsi tangkai yang meliuk sebagai gambaran keras dirinya menjalani hidup. Ada banyak rintangan yang memerlukan ketangguhan. Bunga merujuk pada kelembutan perempuan. Kedua objek ini ditopang pot kecil sebagai simbol kekuatan menghadapi beragam cobaan hidup. Pot bunga yang digambarkan lebih kecil daripada bunga & tangkainya menyimbolkan sesuatu yang kecil bisa menghasilkan hal besar. Tercatat sejak tahun 1991 mulai berkarya, tetapi baru berkesempatan menggelar pameran tunggalnya di tahun ini, Juni 2013 di Tirana Artspace dengan tema ‘Dance of Flower Tree’.

RIZQY RAMADHAN (VYO)
[Lahir di Cirebon, 9 April 1989 | Studi di Insitut Seni Indonesia, Yogyakarta]
Mahasiswa ISI semester akhir ini menyukai budaya pop kekinian yang tergambarkan dari aliran karyanya. Tetapi bila kita cermati, meskipun bertema pop art, konsep yang ia usung mengedepankan kelestarian budaya lokal & keberpihakan pada isu sosial di sekitar wanita. Ia mengamati budaya tradisonal saat ini memang seperti kehilangan ruhnya atau setidaknya tidak jelas arah dan tujuannya. Hedonisme yang kini melanda kebudayaan lokal telah mampu menggeser parameter dalam melaksanakan suatu kewajiban. Tidaklah mengherankan bila semakin lama semakin banyak unsur kebudayaan Indonesia yang tergilas bahkan ditinggalkan. Sejak 2010 hingga sekarang aktif mengikuti pameran di Yogyakarta, Cirebon dan Surabaya. Pameran terbarunya di tahun 2012, duo show bersama rekannya Rendy Aditya, ‘Skate Bengal’, di Piknik Project Art Space, Cirebon.

TINA WAHYUNINGSIH
[Lahir di Purwokerto, 11 Agustus 1977 | Sarjana Psikologi dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta]
Sebelumnya, Tina Wahyuningsih banyak membuat karya soft toys (boneka dan sejenisnya). Sejak 2012, Tina melebarkan potensinya dengan membuat karya diatas kanvas. Tak jauh berbeda dengan karya-karya bonekanya, karya lukisnya sarat dengan figur-figur dan nuansa imajinasi dongeng ala Eropa. Meski mengaku berkiblat pada dongeng Eropa, Tina tetap memasukkan unsur lokal/tradisi pada karyanya, entah terselip dari judul karya atau konsep yang ia coba bangun.  Tina baru saja menyelesaikan gelaran pameran tunggal keduanya, Maret-April 2013 di Tirana Artspace, Yogyakarta dengan tema ‘Playing with Mind’. Dimana sebelumnya pameran tunggal perdana Desember 2011, ‘Mimpi Dunia Empuk’ di Via Via CafĂ© Traveller, Yogyakarta.

VINA PUSPITA
[Lahir di Jakarta, 7 Januari 1988 | Masih menempuh studi di Insitut Seni Indonesia, Yogyakarta]
Sebagai seorang perupa yang mencintai travelling, se-ala mampunya (atau biasa dikenal dengan backpacker tourist); Vina banyak mengunjungi tempat-tempat baru, melihat keindahan bumi dari sudut lain. Dan menikmati pengalaman perjalanan yang tak bisa terduga, membuat isi kepala Vina dipenuhi dengan memori dan mimpi. Tentu saja semua itu tak bisa dibendung sendiri, dimana ia tuangkan dan kerap ingin sekali ia ceritakan, yaitu melalui lukisan. Sejak tahun 2009 hingga sekarang, Vina masih aktif mengajar lukis di komunitas Sahabat Anak dan juga seorang desainer grafis. Beberapa kali juga menggelar pameran lukisan di hotel-hotel di Jakarta (2003-2005).  Tahun 2012 memutuskan ke Yogyakarta dan mendalami studi seni rupa di ISI, Yogyakarta.