Tuesday, September 30, 2014

Kertas Ramah Lingkungan


KERTAS RAMAH LINGKUNGAN


Kertas telah menjadi teman sejati manusia sejak awal kelahirannya. Tidak berlebihan bila kertas kerap diibaratkan sebagai tangan kanan kebudayaan. Sepanjang masa, materi ini telah menjadi bayangan jiwa peradaban manusia. Tanpa bantuannya, tidak akan terekam sejarah, begitu pula kenangan. Melaluinya segala kebijakan, pemikiran, ilmu pengetahuan diwariskan. Kepadanya para penulis, penyair dan perupa berhutang untuk kehidupan dan pengakuan publik yang mereka raih.


Kegunaan memanfaatkan kembali kertas bekas tidak semata dapat dihitung dari besarnya rupiah yang dapat dihemat. Bila kita mendaur ulang 1 ton saja kertas bekas, maka kita telah menghemat sekitar 17 batang pohon. Berhenti menggunakan kertas? Nampaknya bukan pilihan yang popular. Sekalipun banyak pihak mulai bergerak mengurangi tekanan produksi kertas terhadap daya dukung alam, permintaan akan kertas terus meningkat. Bahkan ketika teknologi informasi menawarkan gaya hidup “paperless” yang serba memiliki kelebihan, kertas tetap tidak tergantikan. Alasannya, kadang sangat sentimental, belum mantap kalau belum memegang kertas untuk dibaca.


Apa itu kertas ramah lingkungan? Produk kertas bisa dikategorikan ramah lingkungan ditinjau dari aspek proses produksi, penggunaan bahan baku, pada saat dikirimkan/distribusi (transport), pada pemakaian (hemat energy), pada pembuangan (bisa di-recycle).


Indonesia telah memiliki Ekolabel. Ekolabel adalah suatu pernyataan atau klaim, label, tanda atau sertifikat pada suatu produk yang memberikan keterangan kepada konsumen bahwa produk tersebut dalam daur hidupnya menimbulkan dampak lingkungan negatif yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan produk lainnya yang sejenis dengan tanpa bertanda ekolabel. Daur hidup produk mencakup perolehan bahan baku , proses pemuatan, pendistribusian, pemanfaatan, pembuangan serta pendaurulangan. Informasi ekolabel ini digunakan oleh pembeli atau calon pembeli dalam memilih produk yang diinginkan berdasarkan pertimbangan aspek lingkungan dan aspek lainnya. Di lain pihak, penyedia produk mengharapkan penerapan label lingkungan dapat mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk.


Kriteria Kertas Ekolabel di Indonesia

• Bahan baku natural

• Chemicals

• White water (air pasi)

• Utilization of water and energy

• Wastewater

• Commitment to government regulations

• Environmental Management System

• Quality Management System

• Packaging material

Ekolabel : Pabrik Pulp dan Kertas Indonesia

Ekolabel merupakan salah satu sarana penyampaian informasi yang akurat,  ‘verifiable’ dan tidak menyesatkan kepada konsumen mengenai aspek lingkungan dari suatu produk (barang atau jasa), komponen atau kemasannya. Pemberian informasi tersebut pada umumnya bertujuan untuk mendorong permintaan dan penawaran produk ramah lingkungan di pasar yang juga mendorong perbaikan lingkungan secara berkelanjutan.

Ekolabel dapat berupa simbol, label atau pernyataan yang diterakan pada produk atau kemasan produk, atau pada informasi produk, buletin teknis, iklan, publikasi, pemasaran, media internet. Selain itu, informasi yang disampaikan dapat pula lebih lengkap dan mengandung informasi kuantitatif untuk aspek lingkungan tertentu yang terkait dengan produk tersebut. Sementara itu kriteria ekolabel untuk produk kertas, adalah:



Kriteria ekolabel - Bagian 1: Kategori produk kertas - Seksi 3: Kertas cetak tanpa salut

Kriteria ekolabel  – Bagian 1: Kategori produk kertas – Seksi 2: Kertas tisu untuk kebersihan (Sanitary tissue)

Kriteria ekolabel -  Bagian 1: Kategori produk kertas - Seksi 1: Kertas kemas

Kriteria ekolabel  – Bagian 1: Kategori produk kertas  –Seksi 4: Kertas cetak salut



Sampai saat ini baru ada 4 (empat) industri dengan 19 (sembilan belas) merek  produk yang telah sertifikasi Ekolabel Indonesia untuk Kriteria ekolabel Kertas cetak tanpa salut (uncoated papers) yaitu :

1. PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia

2. PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills II Tbk

3. PT. Riau Andalan Kertas

4. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk



Apa bedanya kertas cetak bersalut/dilapisi (coated papers) dan tanpa salut/tidak dilapisi (uncoated papers)? Coating digunakan untuk menyelesaikan kertas dan memberikan beberapa nilai tambah terhadap produksi kertas tersebut.



Kertas cetak salut/dilapisi. Coating adalah proses dimana kertas atau papan dilapisi untuk meningkatkan kecerahan. Dengan menggunakan PCC, china clay, pigmen atau perekat lapisan mengisi lubang-lubang yang sangat kecil antara serat dalam kertas dasar, memperhalus permukaan kertas dan meningkatkan ketebalan, mampu menyerap kilau dan warna.


Berbagai tingkat lapisan yang digunakan sesuai dengan sifat kertas yang diperlukan. Mereka dibagi menjadi
: dilapisi rendah, dilapisi sedang, dilapisi tinggi, dan kertas seni (art paper)- art paper digunakan untuk reproduksi kualitas tinggi dari karya seni seperti brosur dan buku-buku seni.


Kertas tanpa salut/tidak dilapisi. Tidak semua kertas dilapisi. Kertas tidak dilapisi biasanya digunakan untuk kop surat, menyalin kertas, atau kertas cetak. Sebagian besar jenis kertas uncoated meningkatkan kekuatan mereka. Umumnya lebih menyerap tinta, kertas tidak dilapisi tidak memiliki pelapisan. Hal ini umumnya tidak sehalus kertas dilapisi dan cenderung lebih berpori. Kertas tidak dilapisi umumnya digunakan untuk selebaran kualitas yang lebih rendah, brosur, kop surat, amplop dan barang cetakan.



Tingginya harga kertas bekas jarang disadari oleh kita. Mari belajar memilah dari pemulung.

HVS 1: Banyak pengguna kertas yang langsung membuang kertas ini hanya karena sedikit kesalahan dalam menulis. Padahal, jika tidak diremas-remas, kertas HVS utuh dapat bernilai tinggi. Pemulung biasanya menyusun kembali kertas kategori ini dengan rapi untuk dijual di pasar atau ke lapak sebagai bungkus. Jika Anda bijak dalam penggunaan kertas, sebaiknya kertas-kertas jenis ini digunakan kembali sisi baliknya yang masih kosong untuk menulis. Contoh kertas kategori ini adalah skripsi yang sudah tidak terjilid, makalah seminar dan sebagainya.



HVS 2: Hampir sama dengan HVS 1, bedanya HVS 2 umumnya sudah tercampur kotoran, robek atau tidak dapat disusun dengan rapi kembali. Kertas HVS 2 biasanya akan dijual lapak ke pabrik untuk didaur ulang karena tidak bisa digunakan sebagai bungkus.



Koran 1: Koran termasuk kertas yang paling mudah dijual oleh pemulung baik ke lapak mau pun di pasar untuk pembungkus. Kategori Koran 1 termasuk juga tabloid yang masih tersusun rapi alias masih utuh. Di lapak, biasanya kertas ini disusun kembali dengan sangat rapi dan menggunakan alat pengepres sederhana dari papan. Umumnya pemilik lapak lebih suka menjual Koran 1 ke pasar daripada ke pabrik karena harganya lebih tinggi.



Koran 2: Untuk memudahkan kita mengetahui kategori ini, Koran 2 umumnya merupakan kertas Koran atau tabloid yang sudah tidak lagi lengkap halamannya atau diantaranya sudah banyak yang robek. Banyak juga pemulung yang mengkategorikan jenis Koran 2 ini dari dapat dan tidaknya Koran ini disusun. Jika masih bisa disusun rapi, maka kertas ini termasuk kategori Koran 1, jika tidak maka termasuk jenis Koran 2. Koran 2 banyak dibeli oleh petani-petani buah maupun sayur untuk dibuat sebagai pengaman pengiriman buah atau sayur. Tidak jarang pula pengrajin keramik atau furniture menggunakannya untuk menghindari pecah saat pengiriman.



Kertas MIX/AS (termasuk majalah):

Kertas ini umumnya di dapat dari bungkus sebuah produk seperti, bungkus rokok, susu, kue kering dll. Sepintas mirip kertas duplex tapi bahannya lebih kaku dan keras. Bayangkan jika satu saja perusahaan penerbitan majalah di Indonesia rata-rata beroplah 10.000 eksemplar setiap minggunya, ada berapa banyak sampah kertas yang mereka titipkan di permukaan bumi ini?



Boncos: Boncos adalah istilah untuk mengatakan kertas sudah dicabik atai di –shredder. Di lapak, harga kertas ini termasuk murah. Biasanya lapak akan menjualnya ke pabrik untuk dijadikan kertas lagi. Tapi banyak pula yang menggunakan kertas ini sebagai pengaman untuk mengepak barang-barang pecah belah.



KOR: Jenis kertas ini barangkali termasuk paling murah diantara jenis sampah kertas yang ada. Apalagi tidak semua pemulung atau lapak mau menerima kor untuk dibeli. Maklum, karena tidak banyak pabrik yang mau mendaur ulang kertas ini. Kor yang biasanya merupakan bagian penggulung yang sering banyak terdapat di dalam gulungan tekstil ini, karena sifatnya keras. Di Jepang telah didaur ulang untuk digunakan sebagai penyangga tenda.



Kardus: Kardus yang masih baik dapat bernilai tinggi. Di sebuah toko di Yogya khusus menjual kardus bekas untuk pengepakan barang. Di lapak sendiri kardus dengan mudah diterima dan akan dijual lagi ke parbik untuk dibuat sebagai kardus kembali.



Kertas semen: kertas kemasan semen laku tinggi di jual di lapak. Per satuannya mencapai Rp 400 ,- per satuannya.



Sumber:
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2014 tentang Pencantuman Ekolabel.
- Presentasi Dr. Edzard Ruehe (SCP) tentang Green Product.
- Soetrisno TS, Pencemaran dan Pengendalian dalam Industri Pulp dan Kertas, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa, Bandung.
-
http://apki.net/wp-content/uploads/2012/06/Ekolabel-Pabrik-Pulp-dan-Kertas-Indonesia.pdf
-
http://www.menlh.go.id/sertifikasi-kan-dan-ekolabel-indonesia/
-
http://www.paperonline.org/paper-making/paper-production/paper-finishing/coated-or-uncoated
http://maconprinting.com/coated-and-uncoated-paper

2 comments:

ubay37 said...

sangat berguna sekali artikelnya terimah kasih banyak atas infonya

nunukambarwati.blogspot.com said...

Sama sama... terima kasih :)