Thursday, August 24, 2017

Cerita Imunisasi Abel

Bulan Agustus-September 2017 menjadi bulan wajib imunisasi MR (Measles Rubella) bagi anak usia 9 bulan hingga 15 tahun di Indonesia. Bahkan jauh sebelum bulan imunisasi tiba, pemerintah telah mensosialisasikan sedemikian rupa melalui berbagai kanal media dengan gencarnya. Sosialisasi ini ternyata disambut pro dan kontra dari berbagai kalangan. Yang pro tentu saja memberikan informasi tentang manfaat imunisasi tersebut. Sementara yang kontra, memuat berita tentang negatif dari program dan dampak tak baik imunisasi. Bagaimana saya menyikapinya?

Sosialisasi

Seperti halnya orang tua yang lainnya yang memiliki anak dengan range usia imunisasi wajib mengetahui informasi tersebut. Anak saya, Abel, saat ini usia 6 tahun 11 bulan. Saat ini masuk kelas 1 Sekolah Dasar di sebuah sekolah swasta di Yogyakarta, yakni SD Tumbuh 3 Yogyakarta. Jadwal Abel imunisasi bersama teman-teman di sekolah, Selasa, tanggal 22 Agustus 2017. Sebelum tiba tanggal tersebut, baik orang tua maupun anak mendapat sosialisasi tentang imunisasi MR. Menurut sekolah, anak-anak boleh didampingi atau tidak, tergantung kenyamanan tiap anak dan orang tua. Anak-anak harus dalam kondisi sehat saat imunisasi. Bila tidak sedang sehat, maka akan mengikuti imunisasi lain waktu atau langsung ke Puskesmas. Saya sendiri ingin Abel mengikuti imunisasi di sekolah bersama teman-teman, karena pasti lebih berkesan untuknya. Kurang lebih 2 minggu sebelum jadwal imunisasi sejak sosialisasi di sekolah. Dan saya berusaha Abel selalu dalam kondisi sehat, menjaga kondisinya dengan minum vitamin tiap hari, mengusahakan tidak terlalu capek, tidur cukup, tidak sakit atau demam. Dan itu tidak mudah, karena Abel anak yang aktif dan cuaca yang tidak mendukung karena siang terlalu panas, sementara malam sangat dingin. Mbediding kata orang Jawa.

15 Agustus 2017
Ada surat disertai brosur dari sekolah yang menerangkan tentang Kampanye Imunisasi Campak/Measles Rubella (MR). Intinya imunisasi MR ini sifatnya wajib dan tidak memandang status imunisasi sebelumnya. Dan yang menjadi perhatian kita sebagai orang tua adalah orang tua yang harus aktif menginformasikan ke sekolah dan tenaga medis jika anak kita:
1. Punya alergi obat.
2. Anak tidak mengkonsumsi antibiotik pada saat pelaksanaan Imunisasi MR.
3. Memberitahukan bila anak sakit saat pelaksanaan Imunisasi MR.
4. Anak tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

Tetapi tentu saja, sosialisasi yang disampaikan di sekolah tidak akan cukup buat saya. Saya perlu mencari informasi lainnya. Kemudian saya mulai bertanya-tanya dengan orang tua lain yang anaknya sudah diimunisasi di sekolahnya. Berikut beberapa pengalaman yang disampaikan. Orang tua A, anaknya sudah diimunisasi. Setelah imunisasi, tiap anak mendapatkan obat penurun panas, sebagai antisipasi bila terjadi demam usai imunisasi. Dan anak ternyata baik-baik saja. Pengalaman yang lain, di sekolah ECCD-RC, anak-anak usia pra TK hingga pra SD; mereka discreening dulu sebelum diimunisasi, apakah sakit atau demam. Bila tidak lolos screening, maka tidak diimunisasi. Kemudian setelah mendapat suntikan, ditunggu 30 menit apakah terjadi reaksi tubuh akibat imunisasi, seperti gatal, ruam, bengkak, demam atau yang lain. Bila terjadi reaksi maka akan dirujuk ke Puskesmas untuk penanganan selanjutnya. Informasi dari dua sekolah ini, sudah cukup menjadi referensi saya ketika nanti Abel mendapat imunisasi di hari H-nya.



Courtesy Tumbuh Primary
Senin, 21 Agustus 2017
Di SD Tumbuh 3, anak-anak mengikuti Assembly (upacara ala SD Tumbuh). Dalam assembly tersebut, biasa dibahas topik tertentu. Kali ini topiknya tentang bahaya penyakit campak dan rubella.Tidak ada obat untuk penyakit tersebut, tetapi kita berusaha mencegah atau menghindari penyakit dengan menyuntikkan vaksin. Melalui pembahasan topik tersebut di program assembly, anak-anak diajak untuk siap diimunisasi esok hari untuk menghindari penyakit campak dan rubella. Dan bagi Abel, Abel tetap ingin didampingi Mamanya saat imunisasi esok harinya. Baiklah, dengan senang hati sayangku :)

Sementara di grup WA orang tua, sudah beredar informasi tambahan tentang alur imunisasi MR hari Selasa, 22 Agustus 2017 di SD Tumbuh 3.

1. Anak-anak akan menunggu sambil berkegiatan ringan di kelas masing-masing dan dipanggil satu-satu untuk menuju ruang imunisasi (Library SD Tumbuh 3).
2. Akan ada edu kelas yang mendampingi anak saat di ruangan.
3. Dokter akan memeriksa kesehatan anak apabila lolos screening bisa segera diimunisasi.
4. Selesai imunisasi, jari anak akan dicelupkan ke tinta (seperti saat Pemilu). Hal ini merupakan bagian dari prosedur Puskesmas.

5. Selesai imunisasi, anak akan ke ruang kantor untuk beristirahat sebentar (kecuali untuk anak yang masih perlu ditenangkan, bisa lebih lama didampingi di ruang kantor sebelum kembali ke kelas lagi).

Apabila orangtua ingin memberi dukungan pada anak saat imunisasi, dipersilakan menemani di dalam ruangan hanya pada saat giliran imunisasi anaknya.


Hari Imunisasi. Selasa, 22 Agustus 2017

Hari imunisasi tiba. Ada pesan masuk di grup WA orang tua "Good morning parents. Hari ini imunisasi diperkirakan dimulai pk 10.00. Dimulai dari Preparatory Class". Saya sudah siap di sekolah sebelum pukul 10.00 untuk mendampingi Abel. Satu-persatu anak mulai diimunisasi. Di kelas Abel ada kegiatan cooking class membuat sandwich sambil menunggu giliran diimunisasi. Kegiatan yang menyenangkan! Beberapa orang tua juga sudah hadir untuk mendampingi. Ada juga yang datang tapi sembunyi, supaya si anak bisa dengan berani menghadapi imunisasi sendiri. Tiba gilirannya Abel masuk ruang imunisasi dan discreening. Screening berupa tes suhu tubuh dengan termometer di dahi. Suhu Abel ternyata 37,7 derajat. Sedihnya, ternyata tidak lolos screening. Abel dianggap demam dan tidak dapat diimunisasi. Dan Abel harus kembali ke kelas. Tentu saja saya agak kecewa karena Abel akan ikut imunisasi susulan. Saya lihat wajah Abel juga agak bingung campur sedih. Tapi kemudian dia kembali ke kelas. Saya menunggu sebentar di luar. Abel keluar masuk, sambil bilang ke saya untuk tetap tinggal menunggu. Saya bilang, Mama harus pergi nanti waktunya jemput sekolah, Mama datang lagi. Dan saya kembali ke aktifitas.



Pukul 11:52

Saat saya sudah kembali ke bekerja, pukul 11:52 mendapat WA dari edukator yang mendampingi Abel. Katanya Abel lolos screening kedua. Ternyata beberapa anak yang tidak lolos screening pertama, dicek kembali. Beberapa anak, ternyata lolos screening kedua, seperti halnya Abel. Suhu badannya sudah turun dan dia bisa diimunisasi. Wah! Dan akhirnya Abel sudah diimunisasi tanpa dampingan saya :) Antara kaget, senang dan sedih, campur deh. Bersyukurlah sudah bisa imunisasi hari ini bersama teman-teman yang lain. Terima kasih juga edukator yang sudah mendampingi :)


Abel saat diimunisasi.
Siangnya saat jemput Abel sekolah, dia menunjukkan bekas suntikan di lengan kirinya, ada bintik merah kecil :) Tidak bengkak, tidak juga sakit katanya. Baiklah Abel, semoga sehat selalu. 

Demikian sedikit berbagi kisah imunisasi Abel. Dari hal ini kita bisa mengambil:
1. Cari informasi sedetail mungkin dan informasi yang benar tentang program wajib imunisasi tersebut. 
2. Selalu informasikan yang sebenarnya tentang kondisi kesehatan dan riwayat kesehatan anak, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Semoga bermanfaat :)

No comments: